Beranda | Artikel
Hidup Tenteram Tanpa Miras
Senin, 9 September 2024

Bismillah …

Saudaraku yang dirahmati Allah, apabila kita cermati fenomena di tengah masyarakat, maka tidak sedikit kenyataan pahit yang perlu untuk kita waspadai. Di antaranya adalah maraknya judi online dan minum-minuman keras (miras) yang dengan mudah diakses oleh publik.

Indonesia adalah negeri yang diberi taufik oleh Allah untuk lepas dari penjajahan fisik Belanda dan Jepang. Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno – Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Di antara nikmat agung yang harus dijaga adalah nikmat akal sehat. Oleh sebab itu, di dalam agama Islam disyariatkan segala bentuk usaha untuk menjaga akal manusia; dan itu tercakup perkara yang bersifat dharuri (mendesak) dan sangat penting. Karena itulah, Allah mengharamkan berbagai bentuk perbuatan keji, di antaranya adalah khomr (minuman keras).

Tidak samar bagi kita pentingnya menjaga akal, terlebih lagi bagi generasi muda dan kalangan anak sekolah maupun remaja. Kita tidak ingin generasi muda ini dirusak dengan budaya tawuran, seks bebas, narkoba, begitu pula khomr dengan segala bentuk dan variannya. Kita berharap Indonesia menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofuur. Sebuah negeri yang sejahtera dan diberi ampunan dan rahmat dari Allah Ta’ala. Gemah ripah loh jinawi, kata orang Jawa.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

“Dan seandainya para penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan bukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi …” (QS. al-A’raaf: 96)

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa keberkahan dari langit dan bumi diberikan kepada orang yang beriman dan bertakwa. Perlu kita ingat bahwa keberkahan tidak identik dengan kekayaan dan kemewahan. Betapa banyak negeri yang kaya secara materi, tetapi hancur secara ukhrawi.

Adalah iman dan takwa yang mengangkat generasi para sahabat menjadi panglima peradaban dan pemimpin dunia di masanya. Ingatlah ucapan Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu, “Kami adalah suatu kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam ini. Maka kapan saja kami mencari kemuliaan selain dengan Islam, pasti Allah akan menghinakan kami.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak)

Kemudian lihatlah generasi-generasi setelah mereka yang lambat laun meninggalkan rambu-rambu ajaran Islam dan tenggelam dalam fitnah syubhat dan syahwat. Inilah yang diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah kalian dalam beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah laksana potongan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari, seseorang masih beriman, lalu di sore hari menjadi kafir; atau pada sore hari beriman, lantas keesokan paginya menjadi kafir. Dia rela menjual agamanya demi mengejar serpihan kesenangan (kemewahan) dunia.” (HR. Muslim no. 118)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ، وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا

“Sesungguhnya di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah ketika ilmu diangkat, kebodohan -terhadap agama- merajalela, (maraknya) perilaku minum khomr, dan merebaknya perzinaan.” (HR. Bukhari no. 80 dan Muslim no. 2671)

Belumkah tiba saatnya bagi para cerdik cendekia pemerhati dunia pendidikan di negeri ini untuk bangkit memerangi maraknya peredaran miras di tengah masyarakat? Bagaimana kita hendak mencerdaskan kehidupan bangsa kalau setiap hari iklan miras tersebar bahkan melayani jasa antar gratis ke segala penjuru kota?!

Ketakwaan adalah asas keberkahan sebuah negeri. Takwa terwujud dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan segala hal yang diharamkan. Kebahagiaan sejati akan diperoleh orang-orang yang bertakwa dan mengikuti petunjuk wahyu. Allah Ta’ala berfirman,

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 123)

Ketenangan hati akan dirasakan oleh orang beriman dengan ketaatan dan dzikir kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan merasa tenteram hati mereka dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’d: 28)

Sungguh berbeda dengan sebagian kaum yang tidak merasakan kelezatan bersama kalam ilahi. Mereka hanyut dalam buaian musik nan melalaikan dan terombang-ambing dalam genangan khomr yang merusak akal dan nurani …

Miras alias khomr jelas merusak akal dan mengganggu kesehatan tubuh manusia. Banyak orang yang diberikan nikmat kesehatan, tetapi justru melalaikannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat yang banyak orang merugi pada keduanya; kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412)

Apabila merokok saja merusak kesehatan dan mencemari lingkungan, maka bagaimana lagi dengan minuman keras (khomr)? Jika peredaran miras di tengah masyarakat tidak segera ditanggulangi, maka jangan salahkan siapa-siapa jika kezaliman semakin merajalela dan kerusakan semakin membara. Apakah anda merindukan para mahasiswa dari daerah terpencil nun jauh di sana yang dikirim untuk belajar di kota Jogja, lalu datang ke ruang kuliah sembari menentang sebotol khomr, lalu berkata kepada dosennya, “Monggo Pak Dosen, kita ngombe-ngombe dulu… biar segerrr, karena urip itu mampir ngombe…”

Semoga sedikit tulisan ini berguna bagi kami dan segenap pembaca.

***

Markas YPIA, Pogungrejo, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta

Tidak jauh dari Kampus UGM -semoga Allah menjaganya dari segala keburukan-

Penulis: Ari Wahyudi


Artikel asli: https://muslim.or.id/97809-hidup-tenteram-tanpa-miras.html